Selasa, 15 Mei 2012

Surat Dari Ayah

Seorang presenter station TV Hongkong yang terkenal, Liang Ji Zhang, pernah menulis sepucuk surat kepada anaknya, surat ini cepat sekali menyebar di web-site, banyak orang-tua yang terharu. Aku kira bukan hanya untuk anakku saja, tapi cocok pula bagi masyarakat umum untuk membacanya!

Anakku sayang, berdasarkan tiga prinsip aku menulis memorandum berikut:

  1. Dalam kehidupan sehari-hari, kebahagiaan dan bencana selalu tak menentu, siapa pun tak tahu ia akan hidup seberapa lama, maka bila ada masalah lebih baik dikatakan seawal mungkin.
  2. Aku adalah ayahmu, bila aku tak mengatakan hal ini kepadamu, siapa lagi yang akan mengatakannya.
  3. Apa yang tercatat dalam memorandum ini semua adalah tentang pengalaman pahit yang pernah kualami, sehingga kau tak perlu berjalan jauh dan memutar-mutar dalam hidupmu.

Berikut adalah hal-hal yang perlu kau ingat dalam kehidupanmu:
  1. Jangan terlalu menaruh di hati terhadap orang yang tidak baik terhadapmu. Dalam kehidupanmu tak seorang pun wajib berbuat baik terhadapmu, terkecuali aku dan ibumu. Sedangkan terhadap orang-orang yang berbuat baik terhadapmu , selain kau harus menghargainya dan berterima kasih, kau harus pula sedikit waspada, karena setiap orang berbuat sesuatu pasti ada alasannya, ia baik terhadapmu tak berarti ia benar-benar menyukaimu, tak perlu terburu-buru menganggapnya sebagai kawan sejati, kau harus jelas tentang hal ini.
  2. Tak ada orang yang tak bisa diganti, tak ada benda yang mutlak harus dimiliki. Kau harus memahami hal ini, bila pada suatu saat kau kehilangan teman dekat atau suatu benda yang paling kau sayangi, kau akan mengerti bahwa ini adalah suatu hal yang biasa.
  3. Hidup itu singkat, bila hari ini kau menghambur-hamburkannya, esok kau akan menemukan hidup itu telah menjauh darimu. Oleh karena itu, hargailah hidupmu itu, lebih awal , bila kau berbuat demikian akan lebih banyak hari-hari yang bisa kau nikmati. Daripada mengharapkan panjang umur, lebih baik menikmati hidup lebih awal.
  4. Di dunia ini tak ada cinta, cinta hanyalah perasaan sekejap dan bisa berubah sesusai berubahnya keadaan hati dan waktu. Bila cinta meninggalkanmu, sabarlah menunggu, biarlah waktu yang 'mencuci' hatimu sampai jiwa dan mentalmu mengendap, kesulitanmu akan secara perlahan-lahan menjadi hambar. Jangan terlalu mengidam-idamkan keindahan cinta, juga tak perlu membesar-besarkan kepedihan patah hati.
  5. Meskipun banyak orang-orang yang sukses tak berpendidikan banyak, namun tak berarti tak rajin belajar pun bisa sukses. Ilmu yang kau dapat adalah senjatamu. Manusia boleh memulai usaha dari nol, tapi tak bisa bertangan kosong.
  6. Aku tak mengharapkan kau merawat dan membiayaiku di paro hidupku, demikian pula aku tak akan merawat dan mebiayaimu di paro hidupmu. Bila kau sudah dewasa dan berdikari, kewajibanku pun selesai. Selanjutnya kau akan duduk di dalam Benz, atau menikmati sirip ikan hiu, atau makan bihun saja, kaulah sendiri yang bertanggung jawab.
  7. Kau boleh menuntut dirimu menepati janji, namun tak bisa menuntut orang lain harus demikian. Kau boleh menuntut dirimu berbuat baik terhadap orang lain, tapi tak bisa mengharapkan orang lain bisa berbuat hal yang sama terhadapmu. Bagaimana sikapmu terhadap orang lain tak berarti orang akan berbuat yang sama terhadapmu. Jika kau tak bisa memahami hal ini, maka kau hanya akan menambah kekesalan belaka.
  8. Aku telah membeli undian selama 10-20 tahun lamanya, tetap saja aku masih miskin, bahkan undian kecilpun aku tak pernah memenangkannya.Ini membuktikan jika orang ingin makmur harus berkerja keras, di dunia ini tak ada sesuatu yang gratis!
  9. Di antara kerabat keluarga hanya ada satu kali jodoh. Tak perduli kehidupanku bersamamu ini akan lama atau tidak, hargailah saat-saat bersama itu, karena di kehidupan yang akan datang "sayang atau tak sayang, kita tak akan berjumpa lagi".

译 自《给儿子的一封信》
Translated by Bernard Yong
20 May, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar